akhir dari perjalanan adalah ketiadaan.
- merah naga
perjalanan tak menyelesaikan apa pun kecuali hanya menunda rasa sakit dan kelelahan berikutnya. sering aku berpikir, apakah dengan mengembara, memasuki berbagai macam tempat dan ruang akan mampu menyelesaikan pertanyaan filsafat mendasar; untuk apa kita melanjutkan hidup?
untuk alasan apa kita memasuki berbagai macam jalan, desa, kota, pantai, laut dan pegunungan jika pada dasarnya semua yang kita alami pun kembali? rasa sakit. kehampaan. kesedihan. dunia yang membingungkan. dan tak jarang pula kebosanan yang sangat meremukan jiwa dan pikiran kita.
setelah perjalanan, petualangan dan pengembaraan usai, semua datang kembali. seluruh omong kosong di sekitar kita menekan kita berulang kali. lagi dan lagi. hingga pada akhirnya, rumah hanya tempat mengendapkan kegilaan terus-menerus. lalu kita pun menenteng tas dan melangkahkan kaki ke berbagai arah. terus seperti itu. bagai tiada akhir. atau pada akhirnya, kita memilih berhenti? menekan segala penyakit diri kita dan berpura-pura tak terjadi apa-apa?
untuk apa kita melakukan perjalanan jika akhirnya kita pun kembali kelelahan? untuk apa kita terus bertahan pada anggapan kita yang keras kepala kita bahwa perjalanan bisa menyembuhkan kita dan membuat kita bisa bernafas kembali?
pada akhirnya, segala perjalanan yang kita lakukan selama ini tak menyelesaikan apa pun. dunia hanya berputar-putar tanpa akhir.
berbagai macam budaya, peradaban, negara, dan bahasa yang telah kita lewati dan masuki, mungkin menyelesaikan dunia yang tak lagi bermakna? kecuali kita memberikan makna pada diri kita dalam warna kebohongan yang sangat mencolok? untuk apa kita masih terus melangkahkan kaki jika pada dasarnya kita tahu; kita semua hanya berlari dari kenyataan dan kebenaran yang selama ini kita temukan. bahkan kehidupan kita hanya serpihan kecil di seluruh semesta ini. kematian kita tak berarti banyak terhadap apa pun. sedangkan efek-efek kupu-kupu bagi kita hanyalah khayalan agar kita menjaga diri untuk tetap hidup dan menjauh dari kegilaan yang mungkin menghancurkan atau malah mempesona kita.
sampai kapan semua dari kita akhirnya sadar bahwa perjalanan kita harus diakhiri? apakah akhir itu adalah ulangan dari kisah yang lalu ataukah kita akan menutup kisah kita seluruhnya?
perjalanan berakhir ketika kita mati. tapi, tidakkah perjalanan berakhir semenjak kita tak lagi tahu apakah perjalanan membantu kita menyelesaikan pertanyaan besar dalam diri kita. apakah hidup berarti dan layak diteruskan?
sabtu 30 januari 2015
18:58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar