kota adalah tempat di mana orang
berpesta pora terhadap kematian orang
lain yang jauh dari tempatnya berasal.
- merah naga
kenapa harus berjalan dan memasuki kota demi kota? kenapa harus kota? ketika nyaris semua orang yang melakukan petualangan dan pengembaraan lebih tertarik dengan alam; gunung, lembah, danau, sungai di pedalaman, hutan, atau sawah-sawah yang diambil hanya sekilas sebagai selingan menuju tempat-tempat wisata yang mempesona?
kenapa harus kota?
bagiku, kota adalah awal di mana segala sesuatunya bermula atau hilang.
dan pertanyaan yang menggelitik diriku sendiri adalah kenapa tidak melakukan perjalanan yang berawal dari desa ke desa?
desa telah berubah menjadi kota. dalam artian pemikiran, corak dan gaya hidup, dan keinginan-keinginan. dulu awal dari peradaban adalah memang berasal dari pedesaan, pertanian, laut, hutan dan sebagainya. dan kita bisa menambahkan domestifikasi hewan, tanaman, dan aliran kepercayaan serta penaklukan dan perang. lalu, muncullah kota ketika penduduk semakin menetap dengan segala macam pengetahuan, teknologi serta ambisi-ambisinya. dan aku, tak ingin bercerita tentang awal kota-kota kuno. tapi aku ingin bercerita tentang kota-kota hari ini.
sejarah Nusantara pun, nyaris lebih tepat adalah sejarah kota-kota; entah itu kerajaan dengan para raja, perang, budaya, karya, hingga pahlawan-pahlawannya. atau Indonesia yang segala macam kebijakan dan arus informasi, budaya, pemikiran, hingga ketololan dari peradaban lain, mula-mula lebih dulu diterima, diambil, dipakai, dan disebarkan memalui kota lalu ke desa-desa.
di negara ini, kota beserta orang yang tinggal di dalamnya-lah yang akan menjadi penentu masih adakah kelak tanah yang baik, air yang murni, udara yang segar, hutan yang masing rindang, pohon-pohon yang menyejukkan, burung dan hewan-hewan yang menandakan bahwa kehidupan lainnya masihlah ada. dari kotalah, segala sesuatunya hilang. dan kita, sebagai orang yang tinggal di dalamnyalah yang membuat itu semua.warga kota dengan pola pikir dan segenap perilaku kitalah yang kelak akan membuat negara ini hancur, berkembang, atau terus tunduk ke nagara lainnya. dan dari kotalah, kelak segala kenyamanan dan desa-desa pun menghilang. begitu dengan orang-orang suku, kebudayaan, adat, bahasa, dan keindahan alamnya.
ketika setiap orang berpendidikan, menyalakan televisi, menggengam ponsel, memakai pakaian, membeli bensin, memasak dengan gas, menggunakan listrik, meminum air Aqua dan segenap kemewahan serta kemudahan yang warga kota rasakan dan nikmati. beberapa bahasa hilang beserta banyaknya hewan, tumbuhan, sungai, laut, ikan-ikan, tanah, dan udara. dari kotalah, di mana kita yang menciptakannya; Jawa beserta seluruh bagian dari Indonesia menjadi panas. sesak. tak lagi nyaman. dan semakin tak jelas.
dari kotalah, segala penderitaan orang-orang daerah juga berasal.
dengan asalan itulah, aku ingin melihat berbagai macam kota di Jawa dan Indonesia beserta geliat warganya. dan pengembaraan semacam ini, tak hanya sekedar mengembara. membawa kamera, tas, ponsel, uang dan pakaian lalu berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. atau sekedar menuliskan catatan perjalanan yang hanya sekedar persinggahan dengan cara melihat tempat yang sangat biasa. aku tak mau menulis semacam itu. seolah-olah kita tak memiliki pengembara dengan kemampuan menulis yang di dalamnya berisi ide-ide segar, menarik dan baru.
dan fotografi bagiku sudah tak lagi terlalu menarik dan mempesona. semua orang hari ini terasa bagaikan menjadi fotografer pribadi dengan cara dan sudut pandangnya masing-masing. yang lebih menarik bagiku adalah bagaimana memadukan fotografi dengan perenungan dari sebuah perjalanan.
bagaimanakah cara memadukan fotografi dengan sudut pandangku, ide-ideku, dan persaanku terhadap dunia?
kegelisahanku terhadap dunia dan segala macam yang ada di otakku, membuatku ingin kembali melanjutkan pengembaraan. aku ingin mengawali dan mengubah banyak hal. aku ingin mengubah sudut pandang dunia.
karena itulah aku akan kembali mengembara. memasuki kota demi kota. melihat yang tak terlihat. merasakan yang tak terasa. dan menuliskan yang belum pernah dituliskan.
karena itulah aku menyebut diriku ideapacker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar