tubuhku sakit. waktu terasa sangat cepat dan membuatku terdesak. rasa-rasanya, separuh hidupku diisi oleh sakit dan sakit. Catatan Dari Bawah Tanah karya
Dostoyevski pun tak selesai aku baca. buku kecil yang bagaikan sangat
tebal dengan kondisiku yang sekarang ini. kota ini tak mampu
menghiburku.
beberapa hari di sini, aku melihat Joko Pinurbo di Taman Budaya. ke
Kotagede bersama seorang teman. bertemu dengan dua orang aneh di Warung
Kita. melihat bedah buku dari Social Movement Institute di Toga Mas
Affandi. menyaksikan pameran komik lama di Bentara. pembukaan seni rupa
di Museum Affandi. dan menyelesaikan sebuah buku, Dunia Yang Membosankan. menjadikannya dalam bentuk pdf kasar bersama dua lainnya.
gara-gara mengedit Meninggalkan Sastra Indonesia aku jadi sakit seperti ini. rasa-rasanya, sastra Indonesia memang sumber penyakit. tak baik untuk kesehatan fisik atau jiwa.
kota ini pada akhirnya juga sumber penyakit.
keuanganku semakin menipis. sejujurnya aku sudah malas untuk tetap
berada di sini. tapi aku tak tahu lagi harus di mana. apa yang aku
harapkan di awal, ternyata gagal. kota ini tak mampu memulihkan
kejiwaanku dan keuanganku. rasa-rasanya, ingin tidur dan tak bangun
lagi. mengingat, tak ada jalan keluar yang bisa membuat yang lainnya
terselesaikan. terlalu banyak masalah. terlalu banyak.
tempat yang kini aku tinggali pun tak terlalu menyenangkan. sebelum
jam 10, gerbang sudah ditutup. dan gerbang lainnya, hanya sampai jam 11.
orang macam apa yang harus dikurung di sini? seolah-olah tak memiliki
acara lainnya. aku sakit, sepertinya juga karena tempat ini yang
membuatku harus dan sering menginap di udara terbuka. hidupku ada di
malam hari. di sini, seolah-olah, semua orang bagaikan anak mama yang
harus pulang sebelum tengah malam. konyol.
sastra Indonesia, yang paling menjadi alasan besar kesakitanku. dan
itu menyebalkan. aku nyaris tak bisa ke mana-mana. keluar beberapa
kilometer saja, badan langsung tak nyaman. tubuh pun terasa lengket dan
gatal karena tak bisa mandi. tanggal 7. ya sekali lagi angka 7.
aku mendengarkan And Yet dari Chad Lawson. sinar matahari menerobos kamarku. bosan. sangat bosan. seluruh tubuhku memanas. perasaanku menggigil.
aku menunggu air galon isi ulang yang tak datang. sebelum hujan tiba.
aku ingin mengambil minuman jahe yang mungkin bisa membantu tubuhku.
tapi sangat lama. menunggu membuat otakku tegang. pada akhirnya, aku
mencari-cari gambar Hannibal di Google gambar. aku suka tokoh Hannibal
Lecter baik yang lama atau yang baru. bagiku, tokoh itu adalah
pembebasan dari segala yang selama ini aku tekan.
Chopin Prelude In E Minor Op. 28, No. 4 dari Chad Lawson. rasanya tak ingin pergi ke mana pun.
The Path to highgate. alunan musik membuaku semakin
melankolis. awan pun nampak menghitam. jika hujan jatuh saat aku berada
di luar. sakitku bisa tambah parah. mungkin aku harus keluar sebentar.
menyapa kota yang tak lagi menyenangkan ini.
kepalaku masih dipenuhi oleh banyak hal yang membuatku sangat tidak
tenang. aku berpikir, apakah ada sebuah tempat yang membuatku sedikit
hidup? ketika perjalanan pada akhirnya tak menyelesaikan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar