Selasa, 07 Februari 2017

JOGJAKARTA: BATAS MANUSIAWI (FOTOGRAFI)



PERJALANAN, kadang, membuatku letih.
dan adakalanya, kau terasa bagai ingin berhenti. aku hidup di Jogja sekitar dua tahun. merasa kecewa dengan kota ini karena bagiku sangat membosankan dan tak memuaskanku secara intelektual. akhirnya selama dua bulan aku pergi. lalu kini kembali dengan anggapan kota ini mampu sedikit memulihkan keadaanku. tapi ternyata tidak. lalu apa yang tersisa?

aku persembahan catatan ini -blog mengembaraditanahasing- kepada diriku sendiri dan orang-orang yang mungkin kelak menemukan arti dari catatan-catatan perjalanan kecilku. seorang laki-laki, yang berjuang nyaris sendirian menghadapi beban besar kejiwaannya. lalu mengembara ke berbagai macam tempat. berharap sedikit bisa menekan kegilaan yang ada di dalam. dari proses inilah, aku sadar. di mana batas kemanusiaan, pertemanan, dan hubungan sosial itu berada. seorang bipolar, ditambah dengan yang ada di kepalanya, tak mudah untuk diberi tempat di masyarakatku berada. walau begitu, masih ada beberapa orang yang mau berteman denganku. dari sejarah pendek kehidupanku, aku cukup tahu, apa itu kehidupan dan sejauh mana seseorang masih bisa disebut manusiawi. aku tahu itu. sejauh mana seseorang mau berteman, menolong, dan menganggap yang lainnya ada sebagai manusia.


 

 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar