Senin, 06 Maret 2017

BANDUNG: TELKOM LEMBONG







udara luar biasa dingin. angin mulai bertiup. dahan-dahan pohon bergoyang. aku tak tidur sejak kemarin siang. tubuhku benar-benar lelah. mata ingin sekali terpejam dan membalas dendam dalam kadar waktu yang pastinya akan sangat lama. dan tiba-tiba, sekarang sudah hari minggu. suara adzan subuh berkumandang di kompleks Telkom ini. nyaris seperti yang ada di Telkom Pusat Jogja. dan kakiku, ya ampun, rasanya luar biasa nyeri!

sejak kisaran jam 12 malam aku berada di sini. mengurungkan niat ke Braga atau Masjid Raya Bandung. bermain game. mencari informasi seputar kota ini. dan melihat-lihat kosan di Surabaya. aku sangat lelah. luar biasa lelah. pada akhirnya, aku memutuskan untuk memesan mie instan rebus dengan telur beserta air putih panas. aku hanya membayar sembilan ribu rupiah. cukup murah untuk ukuran pusat kota. lagian, penjual yang mirip angkringan itu sangat jarang ada di kota ini. 

yang menjaga adalah seorang ibu-ibu. saat aku bertanya kapan dia akan pulang? 'pagi dek,' jawabnya. tak banyak yang membeli ketika waktu memasuki pagi semacam ini. dan udara sangatlah mengerikan. mungkin aku akan berkata, bagaimana bisa? seperti itulah hidup. 

hari ini, rasanya aku ingin terus tidur. tapi di mana? akhirnya aku memutuskan untuk berpura-pura sholat. inilah kelebihan membawa sarung. membasuh diri tanpa niat. dan melakukan gerakan tanpa niat juga walau mulutku mengucapkan ayat-ayat seperti biasanya dulu. hanya ada sedikit orang. tak lebih dari kisaran lima. aku menunggu mereka semua keluar. lalu ada satu dua yang datang. seorang tua denhab gerakan sholat super kilat membuatku nyaris tercengang. lalu aku bergumam dalam hati, tidakkah hal semacam itu sudah biasa? 

aku pun mencari tempat untuk membaringkan diri. tepatnya di dekat pintu masuk yang bagai tertutup oleh pandangan mata sekilas. beberapa waktu aku nyaris tak bisa tidur. menimbang ingin pergi ke Selasar Sunaryo, perpustakaan Museum Asia Afrika, melihat Pameran di sekitar Gedung merdeka, atau Perpustakaan Daerah? Selasar Sunaryo terlalu jauh. apakah aku bisa sampai ke sana hari ini atau tidak. aku tak tahu. 

entah bagaimana caranya, aku sudah tertidur lumayan pulas dan bangun sekitar jam 9 lebih. menimbang sejenak keadaan. lalu pergi mandi. sempat, tadi malam aku susah memejamkan mata karena takut diusir. tubuhku sudah nyaris remuk. dan aku jelas tak mampu untuk berjalan terlalu lama lagi dan membuka mata sampai pagi berikutnya. tapi beruntunglah, tubuhku lumayan segar walau akhirnya, baru dua jam berselang sudah terasa nyeri di punggung. 

aku memutuskan mengisi baterai gadgetku. sekitar satu jam lamanya. lalu aku bergerak ke arah Braga dan akhirnya Asia Afrika. 

aku ingin melihat, seberapa kuat diriku ada di jalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar