Senin, 06 Maret 2017

SURABAYA: GUNUNG AGUNG








sepi. seperti tempat yang ditolak oleh jiwa. yah, seperti itulah ketika memasuki Gunung Agung di Delta Plaza. awal yang sangat puitis memang. coba bayangkan, aku sudah merelakan diri berjalan hampir 4 kilometer dari IFI di jalan Ratna hingga ke Delta Plaza demi melihat pembaca buku atau sekedar pengunjung di sini. tapi yang aku lihat sangat mengagumkan. lebih sangat mengagumkan. seorang yang kelelahan, tercengang melihat wajah Surabaya yang sangat padat, macet, dan sesak di kisaran jalan Bung Tomo. ah, sangat indah dan puitis, ketika melihat toko buku lebih lapang dan lebih mirip pemukiman bulan tanpa manusia. sungguh saat-saat yang mengharukan melihat semua itu. entah kenapa aku jadi begitu terharu karena bahagia. oh tidak! 

sial, aku tercengang! betapa indahnya pemandangan ini! aku pun dengan mudahnya duduk sesuka hatiku sambil membaca komik. membuka dengan gaya bebas dan kepercayaan diri luar biasa. anggap saja milik sendiri, pikirku. atau aku rasa, toko ini tiba-tiba jadi perpustakaan pribadiku. oh kambing muda, terimakasih atas kebaikannya!

aku malas melihat buku-buku walau pada akhirnya aku melihatnya juga. ada beberapa buku yang masih belum habis di saat toko-toko lainnya malah kekurangan. walaupun terihat luas, sebenarnya tak terlalu banyak. mungkin sebentar lagi toko ini akan bangkrut. 

aku menghabiskan dua komik. tanpa harus membayar dan tanpa harus merasa bersalah. beberapa orang terlihat. dan hanya beberapa. satu, dua, satu orang, dan terkadang tak ada sama sekali. kosong. lebih kosong dari pada hatiku. uuh..
sebentar lagi, tempat ini akan runtuh. dan itu sudah sangat jelas karena beban pajak dan sewa tempat tak akan lagi bisa ditanggung. tanpa pikir panjang, setelah meresa selesai, aku langsung keluar. aku rasa tak akan ada yang menangis jika toko buku ini tutup. warga Surabaya bukan pencinta buku. warga Surabaya masih terlalu waras. 

tap tap tap toko-toko sudah mulai ditutup. yah, wajah kota ini sudah jelas bagiku. aku lelah. rasanya ingin tidur. entah kenapa, tiba-tiba terbesit pikiran aneh lainnya. kenapa tidak lebih baik sekedar mengelilingi Indonesia dan sekedar menikmati membaca buku di berbagai macam kota? 

hal semacam itu, mungkin akan sedikit menyenangkan. mengingat kota-kota yang ada sudah terlanjur sangat mengecewakan. dan aku, berjalan pergi. menuruni eskalator. menuju taman. yang aku pun tahu, aku tak akan lagi berharap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar