Senin, 06 Maret 2017

JOGJA: PKKH UGM








suasana sangat ramai. segala jenis usia nyaris ada di sini. dari anak kecil hingga yang sudah tua. Sastra Lawas, seri berkumpulnya orang-orang lama di sastra UGM. di tempat ini pun, tak semua orang yang datang dari UGM. setelah berbagai macam acara musik yang entah, aku sudah merasa bosan rasanya. tempat ini adalah yang salah satu sering aku datangi. tapi malam ini, kepalaku sudah terasa linglung. lebih baik aku membaca Ecce Homo.

aku bosan. tak ada yang menarik. aku membaca Nietzsche, menggarisbawahi apa yang penting, dan merasa murung. aku sangat bosan dengan dunia. musik yang hingar bingar. suara yang memekakkan telinga. udara yang dipenuhi asap rokok. waktu yang terasa mencekikku perlahan-lahan. aku ingin melarikan dari sini. omong kosong dan ketidakjelasan ini. 

sial, kenapa aku begitu pesimis dan murung? 

ada Frau. tapi sayang, lagu yang ia bawakan bersama-sama tidaklah menarik minatku. aku lebih memilih menyumpal telingaku dengan Aurora. meneruskan membaca, dan mengamati kenyataan bahwa aku tak lagi mudah terhibur. 

frau tiba-tiba sendirian. dia akan membawakan tiga lagu. dan aku berpikir, berapa banyak musisi yang pada akhirnya diingat? musik adalah hal yang paling lemah diingat dan tak berusia panjang. menjadi musisi berarti sedang menggali kubur sendiri. sedikit musisi atau musikus yang sanggup bertahan melewati milenia. 

suara Frau cukup bagus. begitu juga alunan musiknya yang khas. tapi dia hanya sampai sejauh itu. tak lebih. hanya untuk telinga-telinga yang paling rendah. seperti sebagian dari telingaku. yang terakhir adalah Sepasang Kekasih, lagu yang cukup mudah disukai generasi muda sepertiku. tapi sekali lagi, hanya sampai sejauh itu. 

rasa-rasanya, aku harus pergi sekarang. sudah tak ada lagi yang menarik. yah, ingin cepat-cepat lari meninggalkan kota ini. malam ini 18 februari 2017. aku sudah sangat bosan. benar-benar bosan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar