Kamis, 09 Maret 2017

JOGJA: KUNCI 2








lagi-lagi si anjing! ah, setidaknya kali ini dia jinak dan kemungkinan besar sudah membauiku kemarin hari. yah, anjing yang baik. anjing terlihat baik di lingkungan manusia ketika ia terlihat jinak. tidakkah memang begitu?

perpustakaan kunci yang sangat kecil dan agak menyedihkan, dalam luas dan kerapiannya, terlihat padat, sesak, dan bertumpukan, membuatku berpikir, ah, bagaimana ini? aku ke sini hanya untuk membeli sebuah buku sebelum besok aku pergi lagi. aku berpikir diskusi mengenai ratu kidul sudah berakhir atau dalam tahap akhir, dan ketika tiba di sini, mungkin tinggal sisa-sisa. dan, ternyata, aku masih mendapatkan tahap terakhirnya. lalu perbincangan, pertanyaan, dan hal yang menarik tentang mitos baru di Ngawi dan sebagainya.
oh ya, kebanyakan muka-muka asing non Indonesia yang memenuhi tempat ini. bahasa inggris menjadi alat ucap dalam perbincangan. adakalanya tertatih tergantung siapa yang mengucapkannya. muka lokal jelas belepotan. muka bule, bicaranya seperti kereta api. yang jelas, aku banyak mrngerti perbincangannya. banyak tawa. hal lucu. dan informasi-informasi yang aneh. 

dari mitos lama. politik. dan pembangunan bandara. bisnis. hingga suara adzan yang menggema hingga kemari. sebenarnya ingin bertanya, saat Antariksa melempar tantangan kepada orang-orang yang berwajah lokal mengenai Ratu Selatan yang akhirnya menuntun perbincangan pada penjelasan mengenai Ratu Selatan. Nyi Roro Kidul. dan Nyi Blorong. dan film soal Suzanna. ah.

entah mengapa, aura suasanya begitu menyenangkan. aku butuh penguasaan percakapan bahasa inggris lebih baik lagi. sekarang aku sekedar lebih banyak mendengarkan.

jam setengah delapan, semuanya selesai. tapi aku masih ada urusan yang belum selesai. aku butuh buku Lawrence Lessig. aku malah mendapatkan karya Elizabeth Pisani, Indonesia Etc.; Exploring the Improbable Nation. buku yang sangat membuatku tertarik sejak dulu. dan kipas angin masih berputar kencang. membuat tubuhku yang tadinya panas menjadi kedinginan. suara-suara masih memenuhi ruangan ini. tapi entah mengapa, terbesit pikiran, apakah aku masih bagian dari dunia dan sekitarku?

gagasan mengenai masuk ke dalam kunci, mungkin terasa konyol bagi diriku yang hari masih tak stabil. malahan, tanpa aku rencanakan, aku berbincang dengan seorang perempuan bule, yang tadi menjadi pembicara. sial, kalau sudah begitu, aku bisa ngobrol dengan santai dan bahasa inggrisku mengalir cukup lancar. dan untuk saat ini, apakah aku harus pergi mengelilingi Indonesia, atau aku berhenti sebentar dan berpikir ulang tentang sesuatu yang sedikit normal?

entahlah, diriku adalah perjalanan tanpa ujung dan kepastian. mungkin hanya kebosanan yang paling sangat dalamlah yang kelak akan menghentikan langkahku. atau malah aku akan terus hidup dengan kekonyolan-kekonyolan yang ada dalam diriku dan sekitarku.

1 komentar: